Asal Usul Generasi Micin
July 15, 2020Micin bikin bego!
Lah emang iya?
Pasti kalian sering kan dapat kalimat wanti-wanti macem di
atas dari orang tua atau orang lain biar kalian nggak makan makanan yang
mengandung MSG? Selain kabarnya yang bisa bikin bego, MSG juga kabarnya
berbahaya bagi kesehatan kita.
Sebelum membahas permicinan lebih jauh, kenalan dulu deh sama
apa itu MSG. MSG atau monosodium glutamat ini merupakan garam yang molekul
penyusunnya berupa sodium/natrium (Na) dan glutamat. Sebagai perbandingan buat
kalian yang belum tahu, garam dapur yang biasa kita pakai itu sodium klorida
atau rumus molekulnya NaCl. Jadi beda MSG dengan garam biasa terletak pada
posisi Cl-nya yang ditukar dengan glutamat. Nah, untuk glutamat itu sendiri
apa? Jadi glutamat itu merupakan asam amino non esensial bagi tubuh kita. Asam
amino non esensial ini bukan berarti kemudian menjadi tidak penting bagi tubuh,
tapi kita nggak perlu menambahkan asam amino tersebut ke dalam makanan kita
karena asam amino tersebut bisa dibuat sendiri di dalam tubuh. Glutamat pun
terdapat hampir di seluruh makanan yang kita makan secara alami, mulai dari
ikan, daging, susu sampai pada sayur dan buah-buahan.
Selanjutnya kita jalan-jalan sebentar ke era tahun 1968. MSG
(Monosodium Glutamat) atau micin ini sudah lama digunakan secara komersil dan
dipergunakan dimana-mana pada tahun itu. Salah seorang dokter yang bernama Dr.
Ho Man Kwok, menulis surat untuk New England Journal of Medicine mengeluh
merasakan sindrom aneh setelah makan di resto Chinese, dengan gejalanya:
pusing, deg degan, dan mati rasa di sekujur tubuh. Kemudian di tuduhlah MSG ini
sebagai penyebabnya dari berbagai makanan yang dia konsumsi. Surat itu kemudian
viral, dan sindromnya kemudian dikenal dengan Chinese Restaurant Syndrome.
Sebagian dari kalian pasti bisa nebak kalau restoran-restoran
Chinese memang pemakaian MSG-nya relatif lebih banyak dibandingkan resto lain.
Apalagi jajanan pinggiran jalan di negara kita ini, beuuh.. lebih dari banyak!
Namun, apakah dengan alasan ini kemudian kita bisa menuduh MSG berbahaya?
Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, efek pusing, mual
selepas makan MSG ini bukan diakibatkan oleh si MSG sendiri, melainkan
diakibatkan oleh si glutamat! Bukannya sama? BEDA! Kalian harus ingat bahwa MSG
adalah garam penyedap rasa, sedangkan glutamat adalah asam amino non esensial
yang ada dimana-mana dan nggak cuma ada di dalam MSG sebagai penyedap
rasa.
MSG sendiri di klaim aman dikonsumsi oleh BPOM, juga negara
lain semacam FDA di US. Tapi perlu diingat bahwa “aman” menurut FDA itu ya
harus sesuai dengan dosis yang mereka rekomendasikan, pun dengan BPOM.
Tapi sedihnya, masyarakat kita ini menganggap MSG sebagai
penyebab mareka menjadi bodoh, bego. Padahal WHO sendiri menentapkan batas aman
MSG 120 mg/BB. Nah semisal berat badan kita 50 kg, ya batas wajar konsumsi
hariannya harus kurang dari 6 g/BB.
Semoga selepas ini kalian bisa menerapkan pemahaman serupa
tentang MSG. Semua zat itu bisa berguna ataupun jadi berbahaya buat tubuh kita
bergantung penggunaan dosisnya. Untuk kasus MSG ini, yang perlu diketahui
adalah apakah kalian tipe orang yang toleran dengan kelebihan glutamat atau
tidak. Kalau kondisi biologis tubuh kalian termasuk yang nggak bisa toleran,
otomatis tubuh kalian akan merespons dengan gejala pusing dan mual setelah
makan MSG berlebihan. MSG bukan racun buat tubuh. Kalau ada orang yang pusing
selepas mengonsumsi MSG, bisa jadi dia glutamate intolerant. Tanpa MSG pun,
kalo dia makan makanan dengan banyak kandungan glutamat, dia bakalan sakit dan kena
Chinese Restaurant Syndrome. Walaupun begitu, ada baiknya kalian mengonsumsi
MSG sesuai dengan aturan batas amannya.
Selepas ini pun seharusnya kita bisa berhenti untuk
menganggap, bahkan menyebut generasi sekarang ini sebagai "Generasi Micin".
Karena yang ada itu cuma "Generasi Kelewat Batas"
.
Tulisan ini merupakan hasil simpulan dari beberapa pendapat mahasiswa pangan pun beberapa materi dari dalam jurnal per-micin-an. Terimakasih ilmu pengetahuan!
0 komentar